Sabtu, 11 Maret 2017

Cinta Monyet

Cinta monyet adalah istilah informal yang berarti perasaan cinta yang terjadi antara sepasang anak muda yang masih dalam masa remaja. Istilah ini juga dapat digunakan sebagai kata sindiran, yang digunakan kepada seseorang yang kurang mencintai pasangannya. Begitu kalimat cinta monyet setelah gw cari di google.

Kenapa cinta seperti itu dikaitkan dengan makhluk bernama monyet, kasian sama monyet selalu dipermainankan oleh cinta yang gaje dan labil, padahal bisa dengan makhluk lainnya seperti kebo juga kenapa dikaitkan dengan tidur kayak kebo, padahal gw juga yakin lo belum pernah kan liat monyet lagi bercinta atau kebo lagi tidur, ok skip….


Seinget gw mengenai cinta monyet ini terjadi sewaktu gw masih duduk dibangku TK (taman kanak – kanak),  ada teman dekat saya namanya M.Syukur dia berpaduan antara suku Mandailing Padang dan Karo. Ibunya dekat dengan alm.nenekku bahkan saat mengantar sekolah atau prakarya keluar mereka selalu ngerumpi bareng, dulu waktu TK sering banget sekolah mengadakan study tour, jalan-jalan begitu padahal gak ada kaitannya sama sekali dengan pembelajaran, karena seingatku teman-teman TK semuanya asik bermain sedangkan orang tua mereka malah sibuk belanja, waktu itu kami mengujungi daerah Brastagi, disana udara cukup sejuk dan asri serta banyak pedagang bunga dan buah dengan harga yang cukup murah, disana juga banyak penunggang kuda dan aku pun ikut menaikinya, aku suka naik kuda. 

Nah karena ibunya dan nenekku saling akrab jadi ada saja cara mereka berdua untuk menyatukanku dengannya, efeknya hampir kebanyakan fotoku saat liburan masa TK selalu ada dia. Pada saat itu aku masih polos, jadi setiap ketemu sama ibunya aku selalu ditraktir jajan bahkan makan siang seperti bakso, miesop medan, nasi goreng, buah-buahan jadi asiknya uang jajan yang cuma dikasih Rp.200,-(dua ratus perak, iya lo gak salah baca, uang jajan gw pas SD cuma 200 rupiah dengan dua lembaran uang warna merah dan bergambar perahu pinisi) itu aman dan bahkan bisa ditabung asal gw sering ketemu sama orang ini. Sedih ya…. Hahaha

Ibunya selalu aja nanya gimana keadaan sekolah, keluargaku bahkan sampai hubunganku sama anaknya (jawaban polosku, ya baik aja, namanya juga temen tapi kan gak mungkin kami selalu bersama karena dia main dengan anak cowo begitupun gw sebaliknya). Ibunya memperlakukan gw layaknya aset dimasa depan untuk anaknya kelak.

Akhirnya terbongkar juga, gak tau kenapa alm.nenekku tiba-tiba ngobrol dimulai dengan menanyakan kabar tuh bocah lalu gimana sama gw, lah jadi bingung ya anak polos seperti gw ditanya begituan… tau gak, ternyata alm.nenekku berniat ada kesepakatan untuk “kawin gantung” dengan ibunya antara gw dengan tuh bocah. Ya tuhan gw yang diceritain begitu pas SD diem aja lagi karena gak tau istilah begitu, gak enak juga kan kalau nanya sama temen istilah itu apaan, apalagi mau nanya sama om google lebih gak mungkin diera tersebut hahaha ketauan umur gw udah tua. Layaknya kisah Siti Nurbaya versi Pedofil mungkin. Sekarang gw jadi kebayang sama artikel yang gw baca mengenai beberapa gadis yang dikawinkan secara massal di India, kasian mereka dinikahkan sebelum waktunya walau dengan adat dan kepercayaan apapun itu, sepertinya cukup tertekan.

Seiring waktu SD (sekolah dasar) kami selalu sekelas dan gw gak suka sama dia, emang dari awal juga gak ada perasaan atau istilah apapun sih namanya juga deket sama cowok dan masih bocah juga. Gw lebih sering sebel sama dia karena anaknya nakal-badannya lebih kecil dibandingkan gw, apalagi dia sainganku dalam pelajaran. Waktu terus berlalu dan kami sudah cukup gede saat ada acara kumpul bareng alumni SD, ketemu lagi sama dia, ya tuhan drama ini belum kelar kah ? Bagusnya kami cukup berpandangan lalu bersalaman dengan saling memberikan senyum, dia kini sudah berbeda tidak seperti dulu lagi, wajah yang sama dengan postur tubuh tegap, senyum manis dan berambut gondrong ikal, cocok memang dengan karakteristik anak pecinta alam. Kelanjutannya cukup menjadi teman diakun jejaring sosial bernama facebook setelah aku menerima permintaan pertemananya.

Pesan moral : bagi orang tua ataupun calon orang tua kelak, janganlah memberi pilihan atau situasi yang sulit bagi anakmu kelak, biarkan mereka memilih jalan hidupnya sendiri dan sayangi mereka, salam dari anak Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar